Ada “Buddha” Tidur Di Dekat Rumah Saya !
Iya benar ! ada Buddha tidur di dekat rumah saya, benar dan saya tidak bohong…! Eitt…! tapi tunggu dulu jangan salah paham, ini bukanlah Sang Buddha sendiri yang tertidur tetapi ini hanyalah patungnya saja. Ya patung tersebut ada di sebuah Vihara( Wihara) yang dekat dengan rumah saya di kampung halaman di Jawa Timur. Ya di sebuah vihara di Desa Bejijong Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto Jawa Timur ini.
Vihara ini bernama Maha Vihara Mojopahit dan dinamakan Vihara Mojopahit karena letaknya yang memang dekat dengan area situs purbakala peninggalan Kerajaan Mojopahit di Trowulan ini, dan yang membuat menarik dari patung ini adalah ukurannya yang luar biasa besar dengan panjangnya adalah 22 meter, lebar 6 meter dan tingginya 4,5 meter dan hampir sama besarnya dengan Patung Dewi Kwan Im di Batam.
Patung berwarna emas ini dibuat oleh pematung lokal dan berada diatas kolam ikan yang dipagar sehingga pengunjung tidak bisa memegang patung ini demi terjaganya keawetan dan kesakralannya. Pengunjung hanya diijinkan melihat-lihat dan berfoto dari luar pagar pembatas, selain itu dibawah patung terdapat relief yang mengisahkan kehidupan sang Buddha yang bernama Pangeran Buddha Sidharta Gautama ini.
Ini saya katakan sangat dekat dengan rumah saya di kampung halaman karena jaraknya cuma 40 menit ditempuh dengan motor dari rumah saya. Untuk diketahui saya berasal dari Jombang, itu kota asal Presiden Gus Dur dan dukun cilik si Ponari itu hehe…tepatnya tempat tinggal saya di sisi paling timur kota ini alias langsung berbatasan dengan Kab. Mojokerto paling barat yaitu Kecamatan Trowulan yang terkenal dengan komplek situs purbakala peninggalan kerajaan Mojopahit yang termasyhur itu. Jadi kawan-kawan kalau mau berkunjung ke situs-situs tersebut bisa mampir atau menginap di rumah saya lah hehe…!
Dalam kesempatan libur lebaran 2016 kemarin tepatnya selasa 12 Juli 2016 saya dan keluarga berkunjung ke beberapa situs sejarah di sini, dan malunya saya justru Choky Sihombing sang Travel writer kondang itu justru sudah kesini enam tahun lalu(ini) sedang saya yang dekat, justru baru kemarin kesini… hiks!
Dan yang pertama kami kunjungi adalah Maha Vihara Mojopahit dimana terdapat Patung Buddha tidur ini. Karena letaknya yang tersembunyi dan paling dalam diantara beberapa tempat yang telah kami kunjungi saat itu. Dari rumah saya untuk menuju vihara ini kami tempuh dengan motor karena tidak ada angkutan umum menuju vihara ini, jalan menuju kesana melewati persawahan dengan jalan sangat bagus dan beraspal mulus dengan kiri kanan jalan dinaungi pohon-pohon sehingga terasa sejuk.
Ketika sudah dekat dengan lokasi kita akan menemui rumah-rumah penduduk yang kebanyakan bagian depannya berbentuk seperti rumah jaman kerajaan dahulu, saya dengar ini adalah inisiatif dari Pemerintah Kab. Mojokerto yang diperuntukkan kepada masyarakat yang rumahnya dekat dengan jalan raya, biaya pembangunannya inipun murni dari pemerintah, penduduk hanya diminta kerelaannya saja, apakah mereka mau rumahnya dipugar seperti model tersebut. Karena dengan bentuk rumah seperti itu menjadikan desa ini kelihatan unik.Sehingga bisa lebih menarik minat wisatawan ke desa dan juga vihara ini.
Karena posisi vihara ini yang berlokasi agak jauh kedalam di belakang pemukiman penduduk, kita harus tanya penduduk sekitar bila ingin menemukannya, karena papan petunjuk lokasinya tidak terlalu besar .Walaupun letaknya yang tersembunyi tetapi suasana vihara ini sangat ramai oleh pengunjung, apalagi saat itu adalah saat libur lebaran.Dari informasi yang saya terima pengunjung yang datang bisa sampai 500 orang pada hari libur dan rata rata 100an orang di hari biasa.Luar biasa untuk ukuran vihara yang terletak di sebuah desa ini.Dan pengunjung pun siapa saja boleh kesini walau bukan pemeluk agama Buddha.
Saya merasa exited sekali ketika melihat vihara ini pertama kali, vihara yang ditempat terpencil tetapi keadaannya sangat bagus dengan dikelilingi taman dan pohon-pohon besar disekelilingnya parkir didepan vihara cukup luas, maklum vihara adalah sebuah tempat peribadatan sama dengan tempat peribadatan lainnya yang digunakan untuk acara keagamaan yang melibatkan banyak orang, karena pengunjung pun cukup banyak, banyak pedagang memanfaatkannya untuk jualan makanan dan pernak-pernik kerajinan dan cendramata.
Bangunan Maha Vihara Mojopahit tidak begitu besar cuma tanahnya yang luas dikelilingi taman, patung-patung, miniatur Candi Borobudur, kolam ikan, dan bangunan-bangunan lainnya seperti, penginapan khusus umat Buddha, ruang pertemuan, sekertariat, ruang budaya, asrama biksu dan ruang utama untuk ibadah. Yang jelas para pengunjung kesini ada yang bertujuan untuk beribadah ada juga hanya untuk berwisata melihat patung Buddha yang konon terbesar ketiga setelah patung Buddha di Thailand dan Nepal ini.
Ketika berjalan-jalan ditaman saya juga melihat banyak macam tanaman hias didalamnya, dari anggrek, kamboja, cemara, tanaman paku Tanduk Menjangan bahkan ada sebuah pohon yang mengingatkan saat saya masih kecil, pohon ini dulu banyak di pekuburan dikampung saya, pohon dengan buah berwarna hijau, berdaging putih dan berkulit keras ini mirip dengan buah semangka, tetapi buah ini berasa pahit, kami disini menyebutnya buah Mojo. Konon dari nama buah inilah kerajaan Mojopahit dinamakan.
Bagi tamu luar kota yang beragama Buddha disini juga disediakan penginapan dengan menu makan secara vegetarian. Dan penginapan ini harus dipesan jauh-jauh hari sebelumnya, untuk tamu non umat bisa menginap di hotel di Kota Mojokerto yang jumlahnya cukup banyak yang bisa ditempuh hanya 20 menit dengan sepeda motor dari Trowulan ini.
Para pengunjung yang mayoritas pelajar ini selain mereka melihat Buddha tidur dan berfoto disini, mereka juga bisa memberi makan ikan yang ada dikolam.Termasuk kami sekeluarga memanfaatkan masa libur ini kesini karena tiket masuknya pun murah banget, selain melihat patung Buddha tidur kami pun bisa bersantai di gazebo sekitar taman yang dinaungi pohon-pohon besar, selain di gazebo, di serambi kiri kanan gedung utama juga bisa untuk bersantai, asal menjaga ketenangan dan kesakralan tempat ibadah ini.
Bagi pengunjung yang puas setelah melihat lihat suasana vihara bisa pulang membawa oleh-oleh atau cendramata yang dijual di dalam area vihara atau diluar vihara dan harganya pun murah meriah.Ada cendramata berupa kaos, topi, gantungan kunci, boneka dan lainnya.Selain oleh-oleh jika pengunjung lapar bisa mampir di warung-warung kaki lima didepan vihara, ada soto, bakso, mie ayam es kelapa, es cendol dan kue khas pedesaan, pokoknya tak usah khawatir kelaparan disini.
Vihara dan patung Buddha tidur ini adalah situs wisata yang sangat berharga bagi warga setempat dan Pemko Kodya Mojokerto demi membuat semarak sektor wisata disini, diharapkan warga dan pengunjung dapat menjaga situs wisata ini sebaik-baiknya.
Kalau memang kawan kawan suatu saat kesini caranya pun sangat mudah, bila kita dari Surabaya bisa naik bus tujuan Madiun lewat jalur tengah, lalu berhenti di perempatan Trowulan lalu masuk ke utara sejauh 600meter setelah menemukan petunjuk lokasi baru masuk ke barat sejauh satu kilometer kedalam,anda akan melewati situs Candi Brahu dan Candi Gentong disini, vihara ini tidak terlihat dari pinggir jalan karena letaknya di belakang pemukiman penduduk.
Dan sebaliknya, untuk yang dari Madiun sama juga naik bus tujuan Surabaya dan berhenti di perempatan Trowulan, dan dilanjutkan sama seperti diatas.
Demikianlah kunjungan kami sekeluarga d Vihara Mojopahit ini, bila kawan-kawan ke Jawa timur saya anjurkan ke sini karena disini adalah komplek situs peninggalan Purbakala yang menarik dan jaraknya pun saling berdekatan.
Wassalam
Howgh!
Catatan: kawan-kawan, selanjutnya simak cerita saya di situs Purbakala Candi Brahu.
Maha Vihara Mojopahit |
Vihara ini bernama Maha Vihara Mojopahit dan dinamakan Vihara Mojopahit karena letaknya yang memang dekat dengan area situs purbakala peninggalan Kerajaan Mojopahit di Trowulan ini, dan yang membuat menarik dari patung ini adalah ukurannya yang luar biasa besar dengan panjangnya adalah 22 meter, lebar 6 meter dan tingginya 4,5 meter dan hampir sama besarnya dengan Patung Dewi Kwan Im di Batam.
Patung berwarna emas ini dibuat oleh pematung lokal dan berada diatas kolam ikan yang dipagar sehingga pengunjung tidak bisa memegang patung ini demi terjaganya keawetan dan kesakralannya. Pengunjung hanya diijinkan melihat-lihat dan berfoto dari luar pagar pembatas, selain itu dibawah patung terdapat relief yang mengisahkan kehidupan sang Buddha yang bernama Pangeran Buddha Sidharta Gautama ini.
Ini saya katakan sangat dekat dengan rumah saya di kampung halaman karena jaraknya cuma 40 menit ditempuh dengan motor dari rumah saya. Untuk diketahui saya berasal dari Jombang, itu kota asal Presiden Gus Dur dan dukun cilik si Ponari itu hehe…tepatnya tempat tinggal saya di sisi paling timur kota ini alias langsung berbatasan dengan Kab. Mojokerto paling barat yaitu Kecamatan Trowulan yang terkenal dengan komplek situs purbakala peninggalan kerajaan Mojopahit yang termasyhur itu. Jadi kawan-kawan kalau mau berkunjung ke situs-situs tersebut bisa mampir atau menginap di rumah saya lah hehe…!
Batas tempat tinggal saya dengan Kec.Trowulan |
Dalam kesempatan libur lebaran 2016 kemarin tepatnya selasa 12 Juli 2016 saya dan keluarga berkunjung ke beberapa situs sejarah di sini, dan malunya saya justru Choky Sihombing sang Travel writer kondang itu justru sudah kesini enam tahun lalu(ini) sedang saya yang dekat, justru baru kemarin kesini… hiks!
Dan yang pertama kami kunjungi adalah Maha Vihara Mojopahit dimana terdapat Patung Buddha tidur ini. Karena letaknya yang tersembunyi dan paling dalam diantara beberapa tempat yang telah kami kunjungi saat itu. Dari rumah saya untuk menuju vihara ini kami tempuh dengan motor karena tidak ada angkutan umum menuju vihara ini, jalan menuju kesana melewati persawahan dengan jalan sangat bagus dan beraspal mulus dengan kiri kanan jalan dinaungi pohon-pohon sehingga terasa sejuk.
Jalan masuk menuju vihara |
Ketika sudah dekat dengan lokasi kita akan menemui rumah-rumah penduduk yang kebanyakan bagian depannya berbentuk seperti rumah jaman kerajaan dahulu, saya dengar ini adalah inisiatif dari Pemerintah Kab. Mojokerto yang diperuntukkan kepada masyarakat yang rumahnya dekat dengan jalan raya, biaya pembangunannya inipun murni dari pemerintah, penduduk hanya diminta kerelaannya saja, apakah mereka mau rumahnya dipugar seperti model tersebut. Karena dengan bentuk rumah seperti itu menjadikan desa ini kelihatan unik.Sehingga bisa lebih menarik minat wisatawan ke desa dan juga vihara ini.
Bagian depan rumah penduduk yang artistik |
Karena posisi vihara ini yang berlokasi agak jauh kedalam di belakang pemukiman penduduk, kita harus tanya penduduk sekitar bila ingin menemukannya, karena papan petunjuk lokasinya tidak terlalu besar .Walaupun letaknya yang tersembunyi tetapi suasana vihara ini sangat ramai oleh pengunjung, apalagi saat itu adalah saat libur lebaran.Dari informasi yang saya terima pengunjung yang datang bisa sampai 500 orang pada hari libur dan rata rata 100an orang di hari biasa.Luar biasa untuk ukuran vihara yang terletak di sebuah desa ini.Dan pengunjung pun siapa saja boleh kesini walau bukan pemeluk agama Buddha.
Saya merasa exited sekali ketika melihat vihara ini pertama kali, vihara yang ditempat terpencil tetapi keadaannya sangat bagus dengan dikelilingi taman dan pohon-pohon besar disekelilingnya parkir didepan vihara cukup luas, maklum vihara adalah sebuah tempat peribadatan sama dengan tempat peribadatan lainnya yang digunakan untuk acara keagamaan yang melibatkan banyak orang, karena pengunjung pun cukup banyak, banyak pedagang memanfaatkannya untuk jualan makanan dan pernak-pernik kerajinan dan cendramata.
Bangunan Maha Vihara Mojopahit tidak begitu besar cuma tanahnya yang luas dikelilingi taman, patung-patung, miniatur Candi Borobudur, kolam ikan, dan bangunan-bangunan lainnya seperti, penginapan khusus umat Buddha, ruang pertemuan, sekertariat, ruang budaya, asrama biksu dan ruang utama untuk ibadah. Yang jelas para pengunjung kesini ada yang bertujuan untuk beribadah ada juga hanya untuk berwisata melihat patung Buddha yang konon terbesar ketiga setelah patung Buddha di Thailand dan Nepal ini.
Ketika berjalan-jalan ditaman saya juga melihat banyak macam tanaman hias didalamnya, dari anggrek, kamboja, cemara, tanaman paku Tanduk Menjangan bahkan ada sebuah pohon yang mengingatkan saat saya masih kecil, pohon ini dulu banyak di pekuburan dikampung saya, pohon dengan buah berwarna hijau, berdaging putih dan berkulit keras ini mirip dengan buah semangka, tetapi buah ini berasa pahit, kami disini menyebutnya buah Mojo. Konon dari nama buah inilah kerajaan Mojopahit dinamakan.
Buah Mojo |
Bagi tamu luar kota yang beragama Buddha disini juga disediakan penginapan dengan menu makan secara vegetarian. Dan penginapan ini harus dipesan jauh-jauh hari sebelumnya, untuk tamu non umat bisa menginap di hotel di Kota Mojokerto yang jumlahnya cukup banyak yang bisa ditempuh hanya 20 menit dengan sepeda motor dari Trowulan ini.
Para pengunjung yang mayoritas pelajar ini selain mereka melihat Buddha tidur dan berfoto disini, mereka juga bisa memberi makan ikan yang ada dikolam.Termasuk kami sekeluarga memanfaatkan masa libur ini kesini karena tiket masuknya pun murah banget, selain melihat patung Buddha tidur kami pun bisa bersantai di gazebo sekitar taman yang dinaungi pohon-pohon besar, selain di gazebo, di serambi kiri kanan gedung utama juga bisa untuk bersantai, asal menjaga ketenangan dan kesakralan tempat ibadah ini.
Istri, kedua anak saya, adik dan ibu saya sedang bersantai |
Bagi pengunjung yang puas setelah melihat lihat suasana vihara bisa pulang membawa oleh-oleh atau cendramata yang dijual di dalam area vihara atau diluar vihara dan harganya pun murah meriah.Ada cendramata berupa kaos, topi, gantungan kunci, boneka dan lainnya.Selain oleh-oleh jika pengunjung lapar bisa mampir di warung-warung kaki lima didepan vihara, ada soto, bakso, mie ayam es kelapa, es cendol dan kue khas pedesaan, pokoknya tak usah khawatir kelaparan disini.
Stand cendramata di area Vihara |
Vihara dan patung Buddha tidur ini adalah situs wisata yang sangat berharga bagi warga setempat dan Pemko Kodya Mojokerto demi membuat semarak sektor wisata disini, diharapkan warga dan pengunjung dapat menjaga situs wisata ini sebaik-baiknya.
Kalau memang kawan kawan suatu saat kesini caranya pun sangat mudah, bila kita dari Surabaya bisa naik bus tujuan Madiun lewat jalur tengah, lalu berhenti di perempatan Trowulan lalu masuk ke utara sejauh 600meter setelah menemukan petunjuk lokasi baru masuk ke barat sejauh satu kilometer kedalam,anda akan melewati situs Candi Brahu dan Candi Gentong disini, vihara ini tidak terlihat dari pinggir jalan karena letaknya di belakang pemukiman penduduk.
Dan sebaliknya, untuk yang dari Madiun sama juga naik bus tujuan Surabaya dan berhenti di perempatan Trowulan, dan dilanjutkan sama seperti diatas.
Demikianlah kunjungan kami sekeluarga d Vihara Mojopahit ini, bila kawan-kawan ke Jawa timur saya anjurkan ke sini karena disini adalah komplek situs peninggalan Purbakala yang menarik dan jaraknya pun saling berdekatan.
Wassalam
Howgh!
Gambar lainnya:
Inilah Patung Buddha tidur yang dimaksud |
Patung berwana emas terlihat agak dekat |
Pengunjung berwefie |
Bergaya lagi |
Keluarga saya tak ketinggalan |
Salah satu sisi taman |
Sejuk |
Tanaman paku, Tanduk Menjangan |
Gedung lainnya |
Miniatur Candi Borobudur |
Anggrek |
Ucapan dari Vihara, salah satu wujud toleransi terhadap penganut agama lain |
Cendramata berupa kaos anak |
Para ABG paling tahu spot menarik untuk ambil gambar |
Keluarga muda tak ketinggalan berfoto |
Penjual cendramata di luar vihara |
Beberapa umat sedang berdo'a |
Buku kebaktian |
Relief di dinding gedung utama |
Tiket masuk vihara |
Berfoto lagi |
Asrama Biksu |
Patung depan Vihara |
Salah satu nasehat di Vihara Mojopahit |
Catatan: kawan-kawan, selanjutnya simak cerita saya di situs Purbakala Candi Brahu.
Jadi Tak perlu ke Thailand lah ya, kalo nak liat patung budha ?? karna di jawa juga sudah ada.. :)
BalasHapusEh ada kak Sarah...
BalasHapusTrims dah mampir...padahal tulisan ini baru setengah mateng hehe...
Iya tak usah jauh2...kesana..
Tapi saya baru tahunya patung ini baru kemarin saja...
Eh ada kak Sarah...
BalasHapusTrims dah mampir...padahal tulisan ini baru setengah mateng hehe...
Iya tak usah jauh2...kesana..
Tapi saya baru tahunya patung ini baru kemarin saja...
Wah baru tau kalo di Trowulan ada patung Budha tidur juga...
BalasHapusMakasih sharingnya mas Fauzi.. Btw aku penasaran ama buah mojo. Katanya pahit.. Trus, brati gak bisa dimakan?
Iya mba Situs purbakala banyak disini.
HapusTapi patung Buddha yg saya baru tahu....
Buah Mojo setahu saya tak bisa dimakan...
Tak tau kalau ada khasiat lain...
Pean dirumah trowulan ta pakde?
BalasHapusAlamate ndi tak mampir
Mahyul
HapusSaya di Jombang timur berbatasan langsung dg Trowulan.
Alamat cek inbox ya ...!
Kereen kali ya mas.
BalasHapusYa keren...apalagi ini di dalam perkampungan...
HapusBtw trims sudah mampir.
wah cantiknya budha lagi tidur
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
HapusYa Uni...
HapusKonon sang Buddha meninggalnya terakhir saat tertidur begini...
Trims telah mampir...
Ya Uni...
HapusKonon sang Buddha meninggalnya terakhir saat tertidur begini...
Trims telah mampir...
Tempatnya bagus untuk piknik ya mas,
BalasHapusYup...bagus plus murah meriah...
HapusBtw trims dah mampir mas Dwi...
wah, harus coba ke sini ne mas fauzi. hehehe tx infonya
BalasHapusIya mas itung itung memeriahkan wisata lokal pedesaan he2...
HapusIya mas itung itung memeriahkan wisata lokal pedesaan he2...
HapusTrowulan ini sambel wader terkenal nya dan enak bangetttt
BalasHapusIya mas ...kedai kedai makan dg menu wader banyak disini, nanti mau coba kalau pulkam lagi..
HapusBtw trims udah mampir.
Iya mas ...kedai kedai makan dg menu wader banyak disini, nanti mau coba kalau pulkam lagi..
HapusBtw trims udah mampir.