Reuni SMP kami yang pertama
Setelah saya buka catatan-catatan jadul saya dan membacanya, saya kok jadi tersenyum sendiri mengingat kelucuan-kelucuan peristiwa dahulu, daripada saya nikmati sendiri alangkah baiknya saya bagi dengan kawan-kawan SMP yang sekarang sedang seneng-senengnya chit chat satu sama lain di dunia maya, sayapun bingung untuk bikin judulnya apa untuk tulisan saya yang ini ya?…hahaaa…
Setelah saya baca berulang-ulang saya pun menemukan kata yang tepat untuk saya sematkan untuksebuah judul diatas, yaitu “ Reuni SMP kami yang pertama”, bagaimana ceritanya , yukk dimari…!
Sebagaimana yang telah diinginkan oleh kawan-kawan kami pada jauh-jauh hari sebelumnya, salah satunya adalah Yonita Ervin yang secara kebetulan bertemu dengan saya di suatu kesempatan, dia menginginkan adanya acara reuni SMP, dan Alhamdulillah atas kebaikan beberapa kawan yang sangat atusias dengan hal ini, maka acara ini terlaksana hari ini, selasa 10 desember 2002, ya kenapa di laksanakan hari ini tepatnya hari selasa? Mungkin kalau dilaksanakan pada hari minggu tidak mungkin karena masih mepet dengan hari raya yang jatuh tanggal 6 desember, jadi semua masih sibuk dengan keluarganya masing-masing, lagian hari selasa ini masih terhitung sebagai cuti bersama, jadi masih banyak yang libur, cukup bijakasana !
Acara reuni ini di ikuti oleh tiga alumni SMPN I Sumobito sekaligus, yaitu alumni tahun 1996, 1997 dan 1998, saya termasuk alumni 1996. Acara reuni ini sendiri dilaksankan di gedung PEPABRI yang terletak di depan pasar Sumobito di sebelah selatan rel Kereta api , entah pertimbangan apa yang mendasari kegiatan tersebut dilaksanakan di sini, kenapa tidak di SMP kami saja, mungkin ada alasan tertentu sehingga panitia memilih gedung ini, karena saya bukan panitia dah ikut saja…! Mungkin nanti panitia yang membaca tulisan saya ini mau menjelaskan alasannya hehe…
Acara ini dilangsungkan dari jam Sembilan pagi sampai dengan jam satu siang, saya pun kurang paham kapan berakhirnya karena sebelum acara selesai banyak yang pulang duluan, termasuk saya.
Boleh dibilang acaranya agak sukses( maaf ya panitia, ini kritik membangun loh !) karena ada sedikit kesemrawutan disana sini, karena para peserta banyak yang tidak konsen dengan jalannya acara, maklum kami belum pernah mengadakan acara beginian kalaupun ada ketidak beresan masih dianggap wajar adanya. Contohnya waktu acara hiburan musik dan mendengarkan pesan-pesan bu Srihandini* kawan-kawan banyak yang bicara sendiri-sendiri, kayak waktu masih sekolah dulu, maklum kawan-kawan tidak pernah bertemu satu sama lainnya jadi semuanya serius dengan cerita masing-masing, termasuk saya, ber hahahihi saling tertawa dengan lainnya. Padahal yang datang ini tidak sampai 50%, ruangan sudah cukup penuh, andaikan datang semua mungkin tambah meriah, seperti di ketahui angakatan kami hanya tiga kelas saat itu, bayangkan angkatan sesudah kami yang rata-rata lebih dari tiga kelas? Andaikan semua datang, bukan hanya meriah, bisa-bisa gedungnya ambruk hahaha…
Saya sendiri tidak pernah mendengar rencana tentang reuni ini, tapi tahu-tahu kok ada undangan ke saya, wahh salut saya sama kawan-kawan yang sudah beinisiatif untuk mengadakan acara ini, karena seperti yang saya sebut diawal, saya sudah pernah membicarakan hal ini dengan Yonita Ervin dan juga Hajar Wardana, yang berkeinginan sama, yaitu ingin diadakan acara reuni seperti ini dan hari ini akhirnya keinginan ini terpenuhi sekarang, sayangnya Hajar tidak hadir saat ini, mungkin dia tidak tahu atau tidak terjangkau publikasi oleh panitia.
Saya berangkat ke Sumobito bersama Rusdi, adik kelas saya yang dari alumni 1997 yang juga tetangga saya. Setelah sampai di tempat acara, rupanya masih sepi padahal sudah setengah sepuluh pagi, maklumlah jam molor sudah menjadi kebiasaan dan budaya di negeri ini. Acara di jadwal jam Sembilan pagi, tetapi mulainya jam sepuluh , wah perlu evaluasi nich acara kedepannya.
Pertama saya datang, disambut dengan meriahnya oleh kawan-kawan kami yang ramah dan rela berkorban selaku panitia ini, mereka antara lain: Suwanto, Neny, Nisa, dan lainnya. Sampai-sampai Nisa sendiri tidak kenal saya lagi
“ hei ini siapa?” tanya Nisa.
“Lho tak kenal ya mba?,kalau gitu kenalan lagi kita, saya Ma’es, Ma’es Fauzi” jawab saya
“Oalahh…Ma’es kah ini? Lama tak ketemu Ya!” sambung Nisa
Lalu Suwanto melanjutkan
”Lho inilah Ma’es, yang tergabung teroris, teroris itukan jenggotan hahaha…” ujar Suwanto.
“ Haa betul , saya teroris dapur, tukang habisin makanan hahaha…” jawab saya disambut tawa kami bersama.
Setelah bergurau didepan dan mengisi buku tamu, saya pun masuk ke dalam, di sana sudah ada kawan-kawan yang duduk, diantaranya Siti Halimah dengan mbaknya dan juga Dadang beserta Muis. Setelah bersalam-salaman dengan mereka kamipun tenggelam dalam percakapan yang renyah, tentang keadaan kami saat ini. Termasuk percakapan saya dengan Dadang, dia katanya menjadi seorang polisi, dan setelah melihat sendiri ternyata benar adanya, badannya sekarang besar tegap dan tinggi sehingga berbeda sama sekali dengan saat jaman SMP dahulu yang badannya kecil, lar-lur kayak mau tumbang, tingginya hanya sebahu saya, tapi sekarang malah sebaliknya , saya justru sebahunya dia haha…
“ Dang sini sini, kita besar-besaran badannya” ucap saya sambil membandingkan lengan saya dengan lengannya.
“Hahaha…Ma’es, Ma’es bisa aja kamu” ujar Dadang sambil tertawa ngakak
“Sini lho Dang, ngobrol sama kawan-kawan, sukanya kok sendirian” ajak saya padanya
“ Tak usah Es, dari dulu aku kan senang sendirian” pungkas Dadang.
Sayapun memakluminya dan tidak memaksanya lagi karena Dadang dulu anaknya pendiam dan pemalu, tapi senyumnya memang khas, khas seperti bapaknya yang seorang Pramuka tulen yang juga guru SD saya saat dahulu.
Dengan berjalannya waktu maka kawan-kawan lain pun mulai berdatangan , baik angkatan kami maupun adik kelas kami, saya lihat mereka yang baru datang antara lain: Anik,Lilis, Nurwaji, Safuan, Sadi, Kokok, Elip, Arlis, Erwin, Ema, Aris Priyanto, mbak Aris, Anis, Sri Utami, Syelvie, Suharsono Subroto, Yance, Arif Bengkong, Sumadi, Wiku, Suyanto, Hasan Bisri, Abidin dan lainya juga.
Bahkan ada dua perempuan lagi yang datang tetapi lekas-lekas pulang, saya sempat melihat mereka hanya didepan pintu entah kemana mereka setelah itu, karena saya tak sempat menyapa maupun berjabat tangan, saya lihat dari jauh mereka adalah Riatun dan Dian Muvita. Selang kepergian dua teman perempuan kami tadi muncullah Indra Wahyudi dengan rambut gondrongnya di ikat(kuncir) layaknya ekor kuda, mengingatkan saya dengan pesepak Bola Italia “ il codino**” Roberto Baggio saat itu. Bedanya kalau Baggio di ikat kecil, kalau Yudi di ikat besar.
Beberapa menit kemudian Didik Banyak dan Agustin pun muncul, Lilis yang mengetahui hal itu pun bilang
“ Ssttt he, diam,diam ada Agustin dan sekalian”
Saya pun tanya “ sejak kapan mereka jadi sekalian?”
“ahh..sejak dari SMP dulu Es” ujar Lilis
Karena perkiraan saya, sekalian itu artinya adalah suami istri, sehingga saya menanyakan hal itu ke Lilis sejak kapan mereka jadi sekalian. karena Lilis bilangnya sejak SMP maka sayapun jadi mengerti jadi sekalian disini maksudnya adalah hanya sebatas pacaran saja dan bukan sebagai suami istri, kalau itu mah sudah jadi rahasia umum.
Ketika bertemu dengan mereka banyak yang sudah pangling satu sama lainnya, maklum sudah hampir 6 tahun kami tak pernah bertemu.
Lain lagi dengan Wiku ketika bertemu dengan saya, dia malah mendukung saya ketika saya masih berambut gondrong dahulu.
“ Es dirimu itu lebih keren kalau gondrong, kenapa sekarang kamu berambut pendek?” tanya Wiku yang juga diamini oleh Arif bengkong yang ada disampingnya.
“ lebih baik seperti ini mas , posisi siaga, siap, jadi sewaktu waktu kalau dapat panggilan kerja bisa langsung berangkat, tak usah repot-repot lagi cari tukang pangkas, dirimu kan tahu sekarang aku ini
pengacara,pengangguran banyak acara hahaha…” jawab saya disambut tawa mereka berdua. Begitulah obrolan obrolan santai saya dan kawan kawan Alumni SMPN I sumobito dalam acara reuni ini. Sebenarnya status saya pengangguran saat ini tetapi karena saya memandang suatu hal dengan kaca mata positif, saya pun tak malu-malu untuk menghadiri acara reuni ini, karena saya yakin acara seperti ini banyak sekali manfaatnya yaitu selain sebagai ajang silaturahmi , siapa tahu dengan bertemunya saya dengan kawan-kawan semua ada suatu peruntungan yaitu ada yang mau mengajak saya bekerja, memang kalau kita berpikairan sempit dan minder acara reuni seperti ini seperti ladang pembullyan tempat berolok olok, bagi yang tidak percaya diri mereka pasti tak akan datang ke acara seperti ini.
Tapi saya pribadi sangat percaya dengan kawan-kawan lainnya hal-hal negatif seperti itu pasti tidak ada dan akan dibuang jauh-jauh.
Akhirnya saya ucapkan selamat kepada panitia dan pihak-pihak yang mensukseskan acara ini, maaf tulisan ini hanya sebatas cuplikan obrolan, karena saya agak lupa dengan jalannya acara jadi saya tidak bisa menceritaknnya secara detail. kita tunggu acara serupa di tahun-tahun berikutnya, kalian orang-orang yang luar biasa.
Sekiranya ada tulisan-tulisan yang kurang berkenan dihati kawan-kawan semua, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.
“Tiada gading yang tak retak,
tapi keretakan pada gading adalah sebagai suatu hiasannya”
Catatan:
*Bu Srihandini adalah guru matematika dan juga mata pelajaran lain, beliau suka sekali menakut-nakuti siswanya dengan ancaman bahwa beliau akan keluar dari SMPN I Sumobito bila kami siswa-siswinya nakal dan bandel, dan hal ini selalu disampaikan sejak dahulu dari sejak kakak kelas kami sampai jaman kami, entah setelah itu apakah pernyataan-pernyataan beliau yang selalu mau keluar dari SMP kami, apakah masih ada, saya kurang paham. Dan memang ini adalah senjata andalan beliau kepada kami, karena begitu sayang nya kami akan guru kami yang satu ini
** Il codino(Italia)= ponytail= ekor kuda
Salam Bahagia
Howgh !
Setelah saya baca berulang-ulang saya pun menemukan kata yang tepat untuk saya sematkan untuksebuah judul diatas, yaitu “ Reuni SMP kami yang pertama”, bagaimana ceritanya , yukk dimari…!
Sebagaimana yang telah diinginkan oleh kawan-kawan kami pada jauh-jauh hari sebelumnya, salah satunya adalah Yonita Ervin yang secara kebetulan bertemu dengan saya di suatu kesempatan, dia menginginkan adanya acara reuni SMP, dan Alhamdulillah atas kebaikan beberapa kawan yang sangat atusias dengan hal ini, maka acara ini terlaksana hari ini, selasa 10 desember 2002, ya kenapa di laksanakan hari ini tepatnya hari selasa? Mungkin kalau dilaksanakan pada hari minggu tidak mungkin karena masih mepet dengan hari raya yang jatuh tanggal 6 desember, jadi semua masih sibuk dengan keluarganya masing-masing, lagian hari selasa ini masih terhitung sebagai cuti bersama, jadi masih banyak yang libur, cukup bijakasana !
Gedung PEPABRI saat ini |
Acara reuni ini di ikuti oleh tiga alumni SMPN I Sumobito sekaligus, yaitu alumni tahun 1996, 1997 dan 1998, saya termasuk alumni 1996. Acara reuni ini sendiri dilaksankan di gedung PEPABRI yang terletak di depan pasar Sumobito di sebelah selatan rel Kereta api , entah pertimbangan apa yang mendasari kegiatan tersebut dilaksanakan di sini, kenapa tidak di SMP kami saja, mungkin ada alasan tertentu sehingga panitia memilih gedung ini, karena saya bukan panitia dah ikut saja…! Mungkin nanti panitia yang membaca tulisan saya ini mau menjelaskan alasannya hehe…
Acara ini dilangsungkan dari jam Sembilan pagi sampai dengan jam satu siang, saya pun kurang paham kapan berakhirnya karena sebelum acara selesai banyak yang pulang duluan, termasuk saya.
Boleh dibilang acaranya agak sukses( maaf ya panitia, ini kritik membangun loh !) karena ada sedikit kesemrawutan disana sini, karena para peserta banyak yang tidak konsen dengan jalannya acara, maklum kami belum pernah mengadakan acara beginian kalaupun ada ketidak beresan masih dianggap wajar adanya. Contohnya waktu acara hiburan musik dan mendengarkan pesan-pesan bu Srihandini* kawan-kawan banyak yang bicara sendiri-sendiri, kayak waktu masih sekolah dulu, maklum kawan-kawan tidak pernah bertemu satu sama lainnya jadi semuanya serius dengan cerita masing-masing, termasuk saya, ber hahahihi saling tertawa dengan lainnya. Padahal yang datang ini tidak sampai 50%, ruangan sudah cukup penuh, andaikan datang semua mungkin tambah meriah, seperti di ketahui angakatan kami hanya tiga kelas saat itu, bayangkan angkatan sesudah kami yang rata-rata lebih dari tiga kelas? Andaikan semua datang, bukan hanya meriah, bisa-bisa gedungnya ambruk hahaha…
Stiker kenangan acara reuni th 2002 ini masih awet tertempel di rumah orang tua saya |
Saya sendiri tidak pernah mendengar rencana tentang reuni ini, tapi tahu-tahu kok ada undangan ke saya, wahh salut saya sama kawan-kawan yang sudah beinisiatif untuk mengadakan acara ini, karena seperti yang saya sebut diawal, saya sudah pernah membicarakan hal ini dengan Yonita Ervin dan juga Hajar Wardana, yang berkeinginan sama, yaitu ingin diadakan acara reuni seperti ini dan hari ini akhirnya keinginan ini terpenuhi sekarang, sayangnya Hajar tidak hadir saat ini, mungkin dia tidak tahu atau tidak terjangkau publikasi oleh panitia.
Saya berangkat ke Sumobito bersama Rusdi, adik kelas saya yang dari alumni 1997 yang juga tetangga saya. Setelah sampai di tempat acara, rupanya masih sepi padahal sudah setengah sepuluh pagi, maklumlah jam molor sudah menjadi kebiasaan dan budaya di negeri ini. Acara di jadwal jam Sembilan pagi, tetapi mulainya jam sepuluh , wah perlu evaluasi nich acara kedepannya.
Pertama saya datang, disambut dengan meriahnya oleh kawan-kawan kami yang ramah dan rela berkorban selaku panitia ini, mereka antara lain: Suwanto, Neny, Nisa, dan lainnya. Sampai-sampai Nisa sendiri tidak kenal saya lagi
“ hei ini siapa?” tanya Nisa.
“Lho tak kenal ya mba?,kalau gitu kenalan lagi kita, saya Ma’es, Ma’es Fauzi” jawab saya
“Oalahh…Ma’es kah ini? Lama tak ketemu Ya!” sambung Nisa
Lalu Suwanto melanjutkan
”Lho inilah Ma’es, yang tergabung teroris, teroris itukan jenggotan hahaha…” ujar Suwanto.
“ Haa betul , saya teroris dapur, tukang habisin makanan hahaha…” jawab saya disambut tawa kami bersama.
Setelah bergurau didepan dan mengisi buku tamu, saya pun masuk ke dalam, di sana sudah ada kawan-kawan yang duduk, diantaranya Siti Halimah dengan mbaknya dan juga Dadang beserta Muis. Setelah bersalam-salaman dengan mereka kamipun tenggelam dalam percakapan yang renyah, tentang keadaan kami saat ini. Termasuk percakapan saya dengan Dadang, dia katanya menjadi seorang polisi, dan setelah melihat sendiri ternyata benar adanya, badannya sekarang besar tegap dan tinggi sehingga berbeda sama sekali dengan saat jaman SMP dahulu yang badannya kecil, lar-lur kayak mau tumbang, tingginya hanya sebahu saya, tapi sekarang malah sebaliknya , saya justru sebahunya dia haha…
“ Dang sini sini, kita besar-besaran badannya” ucap saya sambil membandingkan lengan saya dengan lengannya.
“Hahaha…Ma’es, Ma’es bisa aja kamu” ujar Dadang sambil tertawa ngakak
“Sini lho Dang, ngobrol sama kawan-kawan, sukanya kok sendirian” ajak saya padanya
“ Tak usah Es, dari dulu aku kan senang sendirian” pungkas Dadang.
Sayapun memakluminya dan tidak memaksanya lagi karena Dadang dulu anaknya pendiam dan pemalu, tapi senyumnya memang khas, khas seperti bapaknya yang seorang Pramuka tulen yang juga guru SD saya saat dahulu.
Dengan berjalannya waktu maka kawan-kawan lain pun mulai berdatangan , baik angkatan kami maupun adik kelas kami, saya lihat mereka yang baru datang antara lain: Anik,Lilis, Nurwaji, Safuan, Sadi, Kokok, Elip, Arlis, Erwin, Ema, Aris Priyanto, mbak Aris, Anis, Sri Utami, Syelvie, Suharsono Subroto, Yance, Arif Bengkong, Sumadi, Wiku, Suyanto, Hasan Bisri, Abidin dan lainya juga.
Bahkan ada dua perempuan lagi yang datang tetapi lekas-lekas pulang, saya sempat melihat mereka hanya didepan pintu entah kemana mereka setelah itu, karena saya tak sempat menyapa maupun berjabat tangan, saya lihat dari jauh mereka adalah Riatun dan Dian Muvita. Selang kepergian dua teman perempuan kami tadi muncullah Indra Wahyudi dengan rambut gondrongnya di ikat(kuncir) layaknya ekor kuda, mengingatkan saya dengan pesepak Bola Italia “ il codino**” Roberto Baggio saat itu. Bedanya kalau Baggio di ikat kecil, kalau Yudi di ikat besar.
Roberto Baggio si Il codino (sumber tifobianconero) |
Beberapa menit kemudian Didik Banyak dan Agustin pun muncul, Lilis yang mengetahui hal itu pun bilang
“ Ssttt he, diam,diam ada Agustin dan sekalian”
Saya pun tanya “ sejak kapan mereka jadi sekalian?”
“ahh..sejak dari SMP dulu Es” ujar Lilis
Karena perkiraan saya, sekalian itu artinya adalah suami istri, sehingga saya menanyakan hal itu ke Lilis sejak kapan mereka jadi sekalian. karena Lilis bilangnya sejak SMP maka sayapun jadi mengerti jadi sekalian disini maksudnya adalah hanya sebatas pacaran saja dan bukan sebagai suami istri, kalau itu mah sudah jadi rahasia umum.
Ketika bertemu dengan mereka banyak yang sudah pangling satu sama lainnya, maklum sudah hampir 6 tahun kami tak pernah bertemu.
Lain lagi dengan Wiku ketika bertemu dengan saya, dia malah mendukung saya ketika saya masih berambut gondrong dahulu.
“ Es dirimu itu lebih keren kalau gondrong, kenapa sekarang kamu berambut pendek?” tanya Wiku yang juga diamini oleh Arif bengkong yang ada disampingnya.
“ lebih baik seperti ini mas , posisi siaga, siap, jadi sewaktu waktu kalau dapat panggilan kerja bisa langsung berangkat, tak usah repot-repot lagi cari tukang pangkas, dirimu kan tahu sekarang aku ini
pengacara,pengangguran banyak acara hahaha…” jawab saya disambut tawa mereka berdua. Begitulah obrolan obrolan santai saya dan kawan kawan Alumni SMPN I sumobito dalam acara reuni ini. Sebenarnya status saya pengangguran saat ini tetapi karena saya memandang suatu hal dengan kaca mata positif, saya pun tak malu-malu untuk menghadiri acara reuni ini, karena saya yakin acara seperti ini banyak sekali manfaatnya yaitu selain sebagai ajang silaturahmi , siapa tahu dengan bertemunya saya dengan kawan-kawan semua ada suatu peruntungan yaitu ada yang mau mengajak saya bekerja, memang kalau kita berpikairan sempit dan minder acara reuni seperti ini seperti ladang pembullyan tempat berolok olok, bagi yang tidak percaya diri mereka pasti tak akan datang ke acara seperti ini.
Dewan Guru SMPN1 Sumobito dalam sebuah acara th 2011 (gambar oleh Arkhita Rahima Putri) |
Tapi saya pribadi sangat percaya dengan kawan-kawan lainnya hal-hal negatif seperti itu pasti tidak ada dan akan dibuang jauh-jauh.
Akhirnya saya ucapkan selamat kepada panitia dan pihak-pihak yang mensukseskan acara ini, maaf tulisan ini hanya sebatas cuplikan obrolan, karena saya agak lupa dengan jalannya acara jadi saya tidak bisa menceritaknnya secara detail. kita tunggu acara serupa di tahun-tahun berikutnya, kalian orang-orang yang luar biasa.
Sekiranya ada tulisan-tulisan yang kurang berkenan dihati kawan-kawan semua, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.
“Tiada gading yang tak retak,
tapi keretakan pada gading adalah sebagai suatu hiasannya”
Catatan:
*Bu Srihandini adalah guru matematika dan juga mata pelajaran lain, beliau suka sekali menakut-nakuti siswanya dengan ancaman bahwa beliau akan keluar dari SMPN I Sumobito bila kami siswa-siswinya nakal dan bandel, dan hal ini selalu disampaikan sejak dahulu dari sejak kakak kelas kami sampai jaman kami, entah setelah itu apakah pernyataan-pernyataan beliau yang selalu mau keluar dari SMP kami, apakah masih ada, saya kurang paham. Dan memang ini adalah senjata andalan beliau kepada kami, karena begitu sayang nya kami akan guru kami yang satu ini
** Il codino(Italia)= ponytail= ekor kuda
Salam Bahagia
Howgh !
Tidak ada komentar: