Header Ads

Wisuda di tepi hutan

Dengan mengendarai sebuah motor tua, saya, istri dan kedua anak saya menghadiri undangan sebuah acara wisuda pagi ini. Dengan sikap hati-hati kami harus melewati  jalan kecil yang lebarnya kurang dari satu setengah meter, selain sempit  disamping jalan juga terdapat sungai yang cukup dalam dan lebar. Pada jarak 60 meter pertama kami harus melewati jalan cor yang berlubang dan rusak disana-sininya, dan jarak 60 meter berikutnya kami melewati jalan tanah yang menanjak dan berkelok-kelok.

Jalan menanjak menuju lokasi acara


Saya gas kuat-kuat motor kami, bukannya motor melaju dengan cepat malah jalannya lambat dan derumnya saja yang keras, sehingga kami harus berhati-hati dalam menjaga keseimbangan bila tak ingin terperosok kedalam  parit. Alhamdulillah setelah sedikit berjuang ditanjakan,  sampailah kami di tempat parkir yang disediakan oleh panitia, yang jaraknya sekitar 20 meter dari tempat acara, yaitu di depan paud satu-satunya di kampung ini. Karena tadi malam hujan sangat deras mengguyur, sehingga tanah di parkiran ini masih basah dan berlumpur.

Selain itu suasana hujan tadi malam masih terasa hingga pagi ini, dan menyisakan mendung gelap dengan cuaca yang pengap, walaupaun begitu tidak menyurutkan kami para tamu undangan untuk menghadiri acara wisuda ini.

Para tamu undangan mulai datang


Ya begitulah adanya,  kami pagi ini tepatnya Ahad 22 Mei 2016 atau 15 Sya’ban 1437 Hijriyah  menghadiri suatu acara wisuda. Ya wisuda yang dilaksanakan disebuah kampung yang berlokasi di tepi hutan dilereng sebuah bukit, tepatnya di Kampung Selayang kelurahan Mukakuning kecamatan Sei Beduk Batam,  yang tepatnya  di sisi luar kawasan Industri Batamindo yang paling belakang. Lazimnya acara wisuda dilaksanakan di sebuah aula pertemuan ataupun hotel, tapi tidak untuk acara wisuda yang satu ini.

Ini bukanlah wisuda sebuah universitas atau sekolah formal tetapi ini adalah wisuda para santri, ya para santri Pondok Pesantren Madrasah Murotlilil Qur’an(MMQ) Jet Tempur Batam, suatu pondok pesantren cabang dari MMQ Lirboyo Kediri, JATIM  yang ada di Batam ini. Yang mana para santri MMQ Jet tempur Batam ini mayoritas adalah para karyawati dan karyawan yang bekerja di perusahaan-perusahaan manufacturing di Kawasan Industri Batamindo ini. Untuk angkatan penerimaan siswa baru sampai saat ini adalah sudah sampai yang  ke-40 kalinya sedang acara wisuda ini adalah wisuda yang ke-12 semenjak MMQ ini berdiri sejak awal tahun 2000an.

Papan Nama MMQ Jet Tempur Batam terpancang kokoh di tepi sungai


Walaupun acara wisuda ini dilangsungkan secara sederhana tetapi tidak mengurangi rasa antusias bagi semua yang hadir, baik para santri ataupun para tamu undangan.

Saya pribadi sangat senang bila berada di Kampung Selayang ini karena penduduknya yang ramah, banyak para Alim dan Hafidz tinggal disini,  kawan-kawan kami yang alumni MMQ pun banyak tinggal di sini,  jadi ketika berada di kampung ini saya merasa seperti layaknya rumah sendiri, tidak kurang yang mengundang kami untuk mampir kerumah-rumah mereka.

Selain  terdapat pondok pesantern MMQ Jet tempur,  disini ada satu lagi sebuah pondok pesantren yaitu Pondok Pesantren Yanbu’ul Quran cabang Kudus JATENG yang sama-sama mengajarkan Al Qur’an metode Rostm Ustmany beserta disiplin ilmu lainnya.  Kampung ini terasa istimewa bagi saya karena suasananya begitu menetramkan, tiap pagi atau malam tidak kurang santri yang
membaca Al Quran, para santri lalu lalang berangkat mengaji sehingga menjadikan pemandangan yang menyejukkan.

Keluarga besar MMQ Jet tempur Batam (gambar oleh: Benny Ardy}


Kampung yang terdiri dari 500 kepala keluarga ini,  dahulunya terkenal sebagai tempat persembunyian perampok dan pencuri,  lambat laun predikat itu telah hilang dengan adanya kegitan-kegiatan keagamaan didalamnya. Sekarang isinya hanya orang mengaji, menuntut ilmu dan kegiatan positif lainnya.

Kembali ke acara wisuda, setelah  memarkir motor. kamipun menuju tempat acara diatas, lamat-lamat terdengar lantunan ayat suci Al Qu'ran yang dilantunkan secara bilghoib oleh para santri yang diwisuda, ini merupakan salah satu prosesi acara wisuda ini, berarti acara baru saja dimulai. Terlihat didepan kami dua bangunan madrasah, bangunan pertama agak kecil dan kesehariannya untuk tempat belajar santri Aliyah dan bangunan yang kedua lebih besar ukurannya dan ini biasanya untuk proses belajar para santri kelas Ibtida’iyah dan Tsanawiyah. Untuk acara wisuda sendiri menggunakan bangunan yang besar.

Bangunannya cukup sederhana tetapi terlihat kokoh , terbuat dari dinding kayu dan papan dengan sedikit ditembok bagian bawahnya, untuk atap menggunakan seng yang terpasang tinggi untuk menghindari panas. Sekedar diketahui bahan-bahan pembuat bangunan pondok dan rumah-rumah penduduk di sini diangkut dengan menggunakan motor atau dipikul manual menuju lereng bukit ini karena kendaraan roda empat  tidak bisa masuk, karena kampung ini hanya terdapat satu pintu kecil untuk masuk plus jalannya yang sempit.

Para tamu undangan ditempatkan di dua area berbeda, area khusus akhwat(wanita) dan area khusus ikhwan(laki-laki). Ketika kami sampai, kami disambut oleh para santri yang juga kawan-kawan kami selaku penerima tamu pagi ini. Saya disambut oleh para santri laki-laki sedang istri saya disambut para santri wanita. Seperti sahabat lama saya diterima bak anggota keluarga sendiri, setelah bersalaman bercakap-cakap sebentar sayapun dipersilakan masuk ke tempat acara. Didalam sudah penuh para undangan dan para santri dan acara pun sedang berlangsung, terilhat dibarisan depan para dewan Asatidz dan beberapa tamu undangan dari pejabat pemerintah di sisi belakang duduk bersila para tamu undangan yang terdiri dari para santri, alumni, penduduk sekitar dan juga undangan dari pondok pesantren lainnya, sedang barisan paling belakang adalah para santri wanita yang dibatasi dengan sebuah Satir untuk memisahkan area laki-laki dan perempuan.

Suasana di dalam


Di panggung depan para santri sedang melaksanakan prosesi acara dan saat ini mereka sedang melantunkan ayat suci Al Qur’an secara bilghoib. Para santri yang jumlahnya 18 orang ini diwisuda karena sudah mengkhatamkan proses mengaji(baca) Al Qur’an secara binnadzor 30 juz dengan system belajar secara sorogan.

Selain ke-18  santri tersebut, hari ini juga mewisuda 22 santri anak-anak dan dua santri wisuda bilgoib.

Makin siang tamu undangan yang datang pun makin banyak sampai ruang utama tidak muat sehingga panitia pun menempatkan mereka di depan dua bangunan madrasah yang ada,  bahkan ada juga yang ditempatkan di rumah penduduk disekitar acara. Walau para tamu tidak bisa masuk ruangan utama mereka masih bisa menyaksikan prosesi wisuda dari layar tv yang tersedia. Walaupun diluar mereka tidak khawatir akan panas karena didepan madrasah ini banyak pohon rindang yang menaungi. Tamu undangan terdiri dari anak-anak, remaja, ibu-ibu, bapak-bapak dan menempati tempat masing-masing yang disediakan.

Seorang santri sedang membalik sandal, salah satu pelajaran akhlak pesantren demi memuliakan tamu


Setelah agak siang Habib Muhamad Ridho Assegaf asal Sukabumi JABAR selaku undangan utama dan juga pemberi tausiyah ini pun telah hadir dengan dijemput oleh seorang santri dengan sebuah motor. sesampai ditempat acara sang habib pun di sambut oleh para santri yang masing-masing berebut ingin bersalaman dengan beliau dan ini adalah suatu gambaran penghormatan dan takzim santri kepada seorang alim ulama. Sama halnya dengan diluar, ketika didalampun beliau disambut oleh para tamu dan juga dewan asatidz.

Sebentar kemudian acarapun dilanjutkan dengan beberapa sambutan yang antara lain disampaikan oleh ketua panitia, wakil pemerintah dan juga dewan asatidz yang disini di wakili oleh Bapak Ustadz Miftahul Huda.

Dalam sambutannya Ustadz Miftahul Huda tidaklah menyampaikan sambutannya sendiri melainkan membacakan pesan dari Romo KH Maftuh Basthul Birri pengasuh MMQ pusat Lirboyo Kediri JATIM yang tidak bisa hadir di acara ini. Kami para santrinya mendengarkan dengan seksama, takzim dan penuh penghayatan. Walaupun beliau tidak bisa hadir secara langsung namun nasehat-nasehat beliau selalu kami nantikan. Ketika nasehat beliau disampaikan terasa beliau seperti diantara kami saat ini, karena nasehat beliau sangat lugas dengan bahasa yang simple, mudah dimengerti dan sangat membekas dihati.

KH Maftuh Basthul Birri (gambar oleh:Musafa Isal)


Dalam pesannya romo Yai menekankan akan pentingnya menghafal Al Qur’an, jangan sampai santri MMQ seperti imam-imam masjid kebanyakan yang mengimamai sholat Jum’at hanya membaca Qulhu dan Qulya saja. Seharusnya yang dibaca adalah surat Sabikhis dan Hal ataka… yang intinya gunakanlah ilmu semaksimal mungkin. Begitulah penggalan pesan Romo Yai Maftuh Basthul Birri yang harus diingat dan diamalkan oleh kami para santrinya.

Selesai Ustadz Miftahul Huda menyampaikan pesan Romo Yai Maftuh Basthul Birri, prosesi wisuda pun dimulai. Dengan diiringi lantunan sholawat, para santri pun di panggil namanya satu persatu menuju panggung demi menerima syahadah dan sertifikat yang bersanad  sambil diselempangkan sebuah surban dipundak mereka secara simbolik oleh dewan asatidz, disini dewan asatidz yang memberikan adalah Ustadz Agus Muchlis al Hafidz, Ustadz Imam Hasan Asy'ari dan Ustadz Mitahul Huda.

Prosesi wisuda, Santri mendapat Ijazah dari Dewan Asatidz (gambar oleh: Maz Adhy Blackbeat)


Para santri yang diwisudapun  dipanggil satu persatu menuju panggung, mereka antara lain:


1. Ja’far As Shodiq dari Karanganyar, JATENG
2. Beni Satrio Dewantoro dari Oku Timur, SUMSEL

3. Alif Zaqiyun dari Kulon Progo, YOGYAKARTA

4. Puguh Sucipto dari Madiun, JATIM 

5. Ari Sugiharto dari Klaten, JATENG
6. Zulkifli Lubis dari Langkat, SUMUT
7. Suwondo dari Sei Cina, RIAU
8. Galuh Dwi Yuningsih dari Madiun, JATIM
9. Titin Restiana dari Ngawi, JATIM
10. Tiwiatul Maghfiroh dari Magelang, JATENG
11. Baiz Mutoharoh dari Magetan, JATIM
12. Dewi Fatonatul Husna dari Gunungkidul, YOGYAKARTA
13. Sinta Febrianti dari Madiun, JATIM
14. Ratna Fitrianingsih dari Oku Timur, SUMSEL
15. Erviana dari Indra Giri Hilir, RIAU
16. Tuwanti dari Wonosobo, JATENG
17. Siti Khanifah dari Magelang, JATENG
18. Erma Purwanti dari Ngawi, JATIM

Para Santri yang di wisuda bersama dewan Asatidz ( gambar oleh:Maz Adhy Blackbeat)



Selesai penyerahan syahadah para santri pun berfoto bersama dengan dewan asatidz beserta Habib Muhamad Ridho Assegaf, selesai foto-foto maka selesailah prosesi wisuda ke-18 santri tersebut. Dan dilanjutkan dengan wisuda atau pemberian penghargaaan  kepada dua santri yang sudah mengahafal Alqur’an, yaitu saudara Suwondo yang telah menghafal sebanyak dua setengah juz dan juga mbak Siti Fatimah yang telah menghafal sebanyak sepuluh juz. Luar biasa.

Mba Siti Fatimah dan Mas Suwondo beserta dewan asatidz (gambar:oleh Maz Adhy Blackbeat)


Kamipun sangat bangga kepada para santri yang konsisten dan istiqomah dalam menghafal, teristimewa kepada Mbak Siti Fatimah, walaupun beliau seorang wanita yang hanya seorang karyawati salah satu perusahaan manufacturing, tetapi dengan semangat dan kegigihannya sejauh ini bisa menghafal sampai  sepuluh juz atau sepertiga Alqur’an. Ini adalah pencapaian yang luar biasa, seperti kita ketahui menghafal Alqur’an banyak sekali tantangannya apalagi seorang wanita yang terkadang tidak boleh menghafal atau memegang mushaf karena suatu halangan. Semoga Mba  Siti Fatimah tetap konsiten dan menjadi suri tauladan bagi para santri lainnya termasuk si penulis juga hehe..

Prosesi wisuda telah usai maka dilanjutkan dengan acara inti yaitu tausiyah yang disampaikan oleh Habib Muhamad Ridho Assegaf, beliau tak lupa memberi selamat kepada para santri yang telah diwisuda pagi ini dan juga beliau memberi nasehat supaya para santri tetap konsisten dalam menjaga bacaan atau hafalan Al Qur’annya. Dalam tausiyahnya sang habib memberitahukan faedah faedah dan keutamaan bagi para penghafal Al Qur’an. Semua yang hadir mendengarkan dengan tenang dan seksama. Kurang lebih satu jam sang habib memberi tausiyah hingga diakhiri dengan do’a.

Lazimnya sebuah acara, setelah ditutup dengan do’a adalah saatnya beramah tamah tentu saja makan-makan yang tentunya makanan ini disiapkan sendiri oleh para santri. Tetapi sebelum itu para tamu undangan pun diberi kesempatan untuk bersalam-salaman dengan sang habib. Karena belia harus turun ke pondok bawah demi bersilaturahim dengan dewan asatidz juga dengan para Alumni Ponpes Lirboyo Kediri yang ada di Pulau Batam ini atau lebih dikenal dengan HIMASAL.

Bermusyafahah( salaman) selesai acara(gambar oleh Maz Adhy Blackbeat)


Begitulah prosesi keseluruhan wisuda santri MMQ Jet tempur Batam ini. Walaupun dilaksanakan ditepi hutan namun  tidak mengurangi kemeriahan dan juga kebanggaan pada setiap undangan maupun  para santri  yang hadir.

Akhirnya,  saya ucapkan selamat kepada para santri yang telah diwisuda. Terbayarkan sudah perjuangan dan usaha selama ini dalam menuntut ilmu di hari ini. Apa yang sahabat-sahabat rasakan sekarang sama dengan apa yang saya rasakan enam tahu silam di madrasah yang kita cintai ini.

Ini bukanlah akhir tetapi awal dari sebuah perjuangan yang sesungguhnya. Yaitu mengamalkan ilmu yang bermanfaat bagi kehidupan masyarakat,  seperti tema yang diangkat oleh panitia wisuda ini yaitu ” MULTAZAM” yang berarti suatu kesungguhan untuk meneruskan perjuangan yang mulia.

Penulis(putih) bersama-sama rekan santri yang bertugas sebagai penerima tamu


Dan kepada pengurus, selamat dan sukses atas terselenggaranya acara ini dengan lancar, walaupun dibayangi cuaca yang mendung dipagi hari. Semoga semua tetap semangat dalam berdakwah dan mensiarkan agama Alloh. Jadilah pemuda-pemuda  yang bermanfaat yang  selalu berlomba-lomba dalam kebaikan.

Litakhsini qiro’atihi watadqiqi ulumihi




Wassalam



Catatan:


  • Jet Tempur , ini adalah nama pondok pesantren yang dinisbatkan(kaitkan) dari sebuah buku dasar pembelajaran, buku ini dinamakan Jet tempur dengan maksud supaya yang belajar Al Qur’an dari buku ini lebih cepat bisa secepat Jet dan demi memerangi( tempur) suatu kebodohan

  • Alim artinya orang berilmu


  • Hafidz artinya penjaga yang berarti orang yang hafal/penjaga Al Qur’an

  • Rostm Usmany suatu bentuk atau model tulisan Al Qur'an dengan model cetak timur tengah yang merujuk pada jamannya Kholifah Ustman

  • Bilghoib artinya tak kelihatan atau metode belajar Al Qur’an secara hafalan

  • Asatidz artinya para guru, ini adalah bentuk jamak dari kata ustadz(guru)


  • Satir adalah kain pembatas atau sejenisnya untuk membatasi area laki-laki dengan area perempuan, biasa terdapat di masjid atau kegiatan keagamaan lainnya

  • Mengkhatamkan artinya menyelesaikan


  • Binnadzor adalah kebalikan dari Bilghoib, metode belajar Al Qur’an dengan cara membaca

  • Sorogan berasal dari Bahasa Jawa yang berarti Laci, belajar sistem sorogan maksudnya sang murid mengaji di depan guru, bergilir satu per satu dan secara bergantian, maju satu, selesai mundur dan seterusnya dianalogikan seperti laci(sorogan) yang digeser maju dan mundur

  • Tausiyah artinya memberikan pengetahuan/ceramah

  • Qulhu, ini adalah permulaan surat Al Iklash(QS.112)

  • Qulya, ini adalah permulaan Surat Al Kafirun (QS.109)

  • Sabikhis, ini adalah permulaan surat Al A’la(QS.87)

  • Hal ataka, ini adalah permulaan surat Al Ghosiyah(QS.88)

  • Bersanad, Sanad dari kata isnad maksudnya jalur keilmuan yang dapat dipertanggung jawabkan dan mutawatir(menyambung) langsung dari Rasullulloh Muhamad SAW, contoh ilmu baca Alqur’an saya dari guru saya, guru saya dapat dari gurunya dan seterusnya hingga menyambung ke para sahabat nabi dan terakhir dari sumbernya yaitu Nabi Muhammad SAW.

  • Litakhsini qiro’atihi watadqiqi ulumihi  ini adalah moto MMQ yang artinya memperbaiki bacaan Alqur’an dan menggali ilmunya





Ingin tahu tentang  MMQ Jet Tempur secara detail? Klik disini dan disini




Gambar lainnya:

Bahagia (gambar:oleh Maz Adhy Blackbeat)
Umbul-umbul

Satu-satunya pintu masuk ke Kampung Selayang

Ustadzah Astutik Atun (jilbab putih) bersama para santri wanita selaku penerima tamu

Tempat sampah unik, hasil kreatifitas santri


Bahagia setelah wisuda (gambar:oleh Maz Adhy Blackbeat)


Nangka muda di depan madrasah, siap di buat sayur kapan saja


Tungku legendaris yang telah berjasa dalam mensupport tim konsumsi MMQ dari masa ke masa (gambar oleh:Mutohar)


Para santri menyiapkan konsumsi dengan di bimbing Ustadz Miftahul Huda, sehari sebelum acara (gambar oleh:Mutohar)


Para santri pulang mengaji (sumber: muhamadkhudori.blogspot.co.id)

17 komentar:

  1. Balasan
    1. terima kasih telah mampir, ini sedang belajar Kang santri...

      Hapus
    2. kami, disini mencoba datang dan menawarkan sedikit bantuan kecil kepada anda sekalian, kami tidak pernah menyarankan anda untuk berhutang atau berbisnis pada makhluk gaib, semua adalah terserah anda dan keputusan ada di tangan anda, manis-pahitnya hidup adalah cerita dunia yang bersifat temporer, namun adakalanya anda dalam situasi yang sangat terdesak sehingga membuat anda menjadi gelap mata untuk kesana-kemari mencari pinjaman dana demi melunasi hutang anda atau hal lain. sekali lagi, dalam hal ini, kami hanya menawarkan sebuah solusi, tidak memaksa, mengajak ataupun menyuruh anda. karena kami sangat terimakasih kepada ky witjaksono yang telah menolong saya dalam kesulitan,ini tidak pernah terfikirkan dari benak saya kalau nomor yang mbah berikan bisa tembus dan alhamdulillah kami juga bisa di bantu melalui uang gaib bagi anda yang ingin di bantu hubungi ky witjaksono di 0852_2223_1459. ingat kesempat tidak akan datang untuk yang kedua kalinga
      klik=>>> BUTUH UANG GAIB

      Hapus
  2. Wah saya baru tau ada ponpes ini di Batam.. Suasananya jadi bikin kangen ma'had tempat saya belajar dulu :)

    BalasHapus
  3. Wah saya baru tau ada ponpes ini di Batam.. Suasananya jadi bikin kangen ma'had tempat saya belajar dulu :)

    BalasHapus
  4. dulu pernah ke kampung itu.. ,tapi gak tau kalo ada pesantren di sana

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ada mas, bangunannya memang dilereng bukit, tidak kelihatan dari luar.

      Hapus
  5. pantesan awalnya saya kita ko wisuda di tepi hutan, ternyata ini bukan wisuda universitas, tapi btw keren acaranya :)

    Budy | Travelling Addict
    Blogger abal-abal
    www.travellingaddict.com

    BalasHapus
  6. Oh lirboyo ada cabang nya jug ayaaa, di jawa timur lirboyo ini terkenal banget

    BalasHapus
    Balasan
    1. waahhh...blogger femes dah berkunjung, btw di Gersik pun banyak pesantren terkenal kan?

      Hapus
    2. waahhh...blogger femes dah berkunjung, btw di Gersik pun banyak pesantren terkenal kan?

      Hapus
    3. waahhh...blogger femes dah berkunjung, btw di Gersik pun banyak pesantren terkenal kan?

      Hapus
  7. Seru atuh kang wisuda dihutan kan jarang ada yang wisuda dihutan karena kebanyakan wisuda dilangsung diperkotaan, tapi tempatnya keren juga ya bisa dipakai untuk liburan juga kayaknya karena masih asri suasananya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. silakan mampir mas, santri kami ramah-ramah kok..he2...thanks for visiting..

      Hapus
    2. silakan mampir mas, santri kami ramah-ramah kok..he2...thanks for visiting..

      Hapus
    3. silakan mampir mas, santri kami ramah-ramah kok..he2...thanks for visiting..

      Hapus

Diberdayakan oleh Blogger.