Header Ads

Liburan di Kuburan ?

Minggu pagi setelah istirahat selepas senam ringan di samping rumah, saya pun didekati tetangga saya,” mas fauzi ada acara tidak pagi ini?” tanyanya.“ tidak ada bang, ada apa memang?” Tanya saya balik. “kita ada undangan kerja bakti” tambah tetangga saya tadi. “ di mana?” tanya saya balik. “ di Piayu Laut” ujar tetangga saya. “ Wah jauh sekali, bukannya kerja bakti itu di dekat sini saja, sekitar tempat tinggal kita ?” tanya saya memastikan. “ itu nanti, yang ini kita dapat undangan partisipasi dari gabungan Pengurus Masjid dan Mushola se Kecamatan Sei Beduk, untuk pengadaan Pemakaman Baru…” imbuh tetangga saya. “ wahh.. Pemakaman Baru ?jadi Penasaran…!” jawab saya sambil berpikir sejenak.“ Oke…saya ikut , hari ini liburan di kuburan ..?.Why not…! Siapa takut…?” jawab saya. Setelah izin ke istri dan bersiap, saya pun bergabung dengan warga lainnya yang sudah menunggu.

Jalan lurus adalah arah ke Piayu Laut, sedang ke kanan masuk ke Pemakaman baru
Saya anggap ini unik, kerja bakti kok di area lain , kelurahan lain, Cuma masih satu kecamatan sih, yo wis lahh…no problem,  siapa tahu banyak manfaatnya.Jadi hari ini saya beserta warga sekitaran Mukakuning mengikuti kegiatan kerja bakti gabungan antara beberapa pengurus Masjid dan Mushola se Kecamatan Sei Beduk.Saya bergabung dengan warga lainnya dengan menggunakan Lorry bak terbuka, sekitar duapuluh orang menuju lokasi tersebut dengan beralatkan cangkul, sabit, golok, linggis, kapak dan juga karung beras. Tak lupa menyertakan sedikit makanan ringan dan minuman ala kadarnya.

Denah Lokasi
Setelah semua di rasa siap kami pun meluncur ke lokasi Pemakaman baru  tersebut. Sebenarnya apakah yang melatarbelakangi kenapa sampai ada dibuka pemakaman baru tersebut? Dan dari informasi yang saya terima dari beberapa pengurus adalah sebagai berikut;

Pertama.Sebenarnya tanah yang akan kami datangi ini adalah milik beberapa pengurus Masjid dan Mushola yang telah mereka beli sejak tahun 2003 seharga 15 juta , sejak  itu dan sampai tahun 2007 tanah ini sudah dipakai untuk pemakaman, sudah 50 makam di sana, karena vakum dan tak dipakai lagi, seiring berjalannya waktu hingga sekarang tanah tersebut telah di serobot dan akan digusur oleh dua perusahaan pengembang,maka dari itulah para pengurus tersebut berusaha untuk mempertahankannya.

Kedua. Di Piayu sendiri sudah ada pemakaman yaitu di kampung Bagan tetapi tanahnya tidak luas dan nyaris penuh sehingga perlu adanya pemakaman baru yang lebih luas

Ketiga. Dengan makin penuhnya pusat pemakaman Batam yaitu Sei Temiang sendiri

Para warga berbondong menuju area kerja bakti, tampak bukit di atas adalah lokasi Pemakaman Baru 
Itulah beberapa alasan kenapa Pengurus getol dalam mempertahankan tanah ini untuk pengadaan pemakaman baru sehingga langkah-langkah strategis pun dilakukan dengan membentuk suatu Yayasan yang tercatat resmi di Notaris dan juga Kemenkumham, sehingga sekitar maret 2015 terbentuklah Yayasan yang bernama “Yayasan Babul Akhirot” demi mempertahankan tanah yang luasnya kurang lebih 6 Hektar ini. Dan juga pengurus meminta bantuan pada Pemko Batam dan beberapa instansi seperti Mensos, dan dinas Pemakaman untuk menjadi mediator dengan BP(Badan Pengusahaan ) Batam dalam penyelesaian sengketa tanah tersebut.
Excavator yang sedang menerima kedatangan kami
Untuk di lapangan sendiri pihak Yayasan akan melakukan langkah sebagai berikut antara lain; membangun Mushola, tempat penjaga Makam, penancapan batas tanah berupa pancang mengelilingi lahan Pemakaman,pematangan lahan dan pemadatan jalan masuk yang masih berupa tanah.Karena mengingat begitu luasnya lahan dan kontur tanah Pemakaman yang berbukit tersebut, Yayasan membudgetkan biaya sebesar 208 juta untuk proyek ini.

Sehingga Yayasan banyak menerima dan tetap membuka sumbangan dari swadaya masyarakat, baik dari Instansi, Masjid, Mushola atau perorangan.Itulah sedikit yang saya tahu tentang Proses pengadaan Pemakaman baru ini.

Setelah meluncur kurang lebih 15 menit dari Mukakuning, sampailah kami di lokasi kerja Bakti, jalan masuknya memang masih berupa jalan tanah yang sempit dan hanya muat untuk satu mobil saja dan menurun sedikit tajam. Warga yang berpartisipasi dalam kerja bakti ini adalah warga muslim se Kecamatan Sei Beduk, gabungan antar beberapa Masjid dan Mushola, baik tua, muda, anak-anak bahkan ibu- ibu pun ada, jadi seperti layaknya pergerakan massa, demo atau acara jalan sehat saja he..he..!

Kamipun bergabung dengan warga lainnya, kami sempat bingung mau ngapain disini karena saking banyaknya orang dan luasnya area yang mau dikerjakan. Setelah dapat pengarahan dari pihak Yayasan kami pun mulai membantu yang lain, tentunya pekerjaan ringan-ringan saja seperti mencabut rumput, membakar sampah kayu, membongkar gubuk-gubuk liar , karena sebelum kami datang sudah ada excavator dan Buldoser yang disewa oleh Yayasan dalam melakukan perataan tanah.
Seorang warga sedang menyaksikan rekannya yang sedang mengopersaikan Buldoser demi pembersihan lahan
Karena lahan ini dalam tempo yang cukup lama tidak dikelola sehingga banyak yang dimanfaatkan orang untuk bercocok tanam, seperti menanam singkong , serai, lengkuas, kelapa dan sebagainya. Karena sejak lama tanah ini telah menjadi milik Yayasan, mau tak mau , tega tak tega semua tanaman tersebut terpaksa harus di babat. Bahkan ada dari para warga yang sengaja membakar singkong untuk sarapan katanya he..he..! aya aya wae…
Rehat sejenak sambil makan singkong Bakar
Walaupun pagi ini cukup panas tidak menyurutkan semangat para warga dalam bekerja bakti karena selain bapak-bapak, ibu-ibu juga antusias dengan mempersiapkan konsumsinya. Saya coba berkeliling area pemakaman ini rupanya cukup luas apalagi kontur tanahnya yang naik turun sehingga dapat menguras banyak  tenaga, itupun saya berkeliling agak ketengah tidak ditepian(batas tanah),bayangkan kurang lebih 6 hektar luasnya , jadi sebuah bukit dengan radius 150 meteran itulah luasnya kira-kira. Batas pemakaman ini kebanyakan berbukit- bukit, untuk sisi selatan menghadap kelaut, sisi timur menghadap ke Jembatan Barelang, kalau ditarik garis lurus ke jembatan tersebut posisi kita sudah sejajar, memang ini sudah masuk wilayah Piayu Laut,wilayah paling ujung kecamatan Sei Beduk ini, disisi barat terlihat Laut dengan hutan mangrove ditepiannya, sedang jalan Piayu Laut tak kelihatan lagi karena tertutup bukit, untuk sisi utara berbatasan dengan Perumahan, saya lupa nama perumahan tersebut. Bayangkan begitu capeknya nanti kalau kita berziarah ke pemakaman ini, apalagi pas kalau di puncak bukitnya, jangan-jangan kita tidak bisa pulang alias langsung jadi penghuni pemakaman ini…he..he..! 
Membersihkan dan membakar Kayu
Sebenarnya untuk kerja bakti pun waktunya sendiri saya anggap terlalu siang, karena kami baru mulai sekitar jam setengah Sembilan, jadi baru satu jam saja kami beraksi cuaca makin panas menyengat, sehingga kami banyak yang berteduh dibawah pohon perdu dia area kerja bakti ini, sehingga kesempatan beristirahat ini dimanfaatkan untuk pengumpulan sumbangan juga pengarahan-pengarahan oleh pengurus Yayasan. Dan proses pengumpulan lahan ini cukup unik seperti acara lelang ikan saja layaknya,karena pihak Yayasan membawa seperangkat sound sistem kayak organ tunggal saja. Dan setelah berembug tentang segala macam dan langkah-langkah ke depan maka kegiatan kerja bakti inipun diakhiri,  dengan catatan untuk kerja bakti berikutnya akan diinformasikan lewat undangan ke masing-masing perwakilan.

Saya sendiri di sini seperti mengadakan acara reuni dengan kawan-kawan lama yang  tersebar di seluruh wilayah Sei Beduk ini,walaupun satu kecamatan tapi kami jarang sekali bertemu karena kesibukannya masing-masing.Dan dari mereka saya mendapatkan tambahan informasi tentang status dan riwayat lahan ini.

Sebentar kemudian pengurus Yayasan pun mengumumkan bahwa acara kerja bakti ini pun selesai untuk hari ini, warga pun berbondong-bondong turun dari bukit dan menuju ke kendaraannya masing-masing untuk pulang ke rumah, termasuk saya dan rombongan. Dengan harapan pengadaan tanah makam yang baru ini lancar adanya,  baik dalam pekerjaan teknisnya maupun legalisasi lahan ini sendiri demi tercapainya pemenuhan kebutuhan makam untuk warga muslim kecamatan Sei Beduk.

Dari atas lorry saya memandang ke bukit di mana pemakaman baru ini akan dibuat.Buldoser dan excavator masih garang dengan aksinya di atas tanah pemakaman itu, seiring berjalannya lorry kami,  bukit tersebut kelihatan makin jauh, mengecil-mengecil  hingga hilang dibalik tikungan jalan.saya pun berfikir , apakah yang kita rasakan ketika kita sedang melihat atau berada di tanah pemakaman itu? Senang, takut, ngeri-ngeri sedap, berusaha untuk menghindar,atau justru berlezat-lezat ketika memandangnya? Tergantung setiap pribadi yang memandangnya.

Makam, salah satu pengingat akan kematian


Sebenarnya ada suatu peringatan oleh Yang Mahakuasa bila kita melihat suatu pemakaman,bahwa suatu saat kita akan mati dan akan menghuni tanah tersebut, kita jangan sampai lupa akan peringatan ini. “Kita jangan hanya mengejar bagaimana cara hidup enak, tetapi kita harus berfikir bagaimana caranya mati enak?”

Cara mati enak? Ahh..kawan- kawan sudah tahu semua.
 
Khusnul Khotimah !



Wassalam  



Batam,13 maret 2013

Howgh !





3 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.